About Us

About Us
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Contact Info

684 West College St. Sun City, United States America, 064781.

(+55) 654 - 545 - 1235

info@corpkit.com

Ketahanan Pangan di Indonesia: Tantangan dan Langkah Strategis

Indonesia terus berkomitmen memperkuat ketahanan pangan sebagai bagian dari upaya mencapai kesejahteraan masyarakat. Sebagai negara agraris dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, ketahanan pangan menjadi isu strategis yang memerlukan perhatian serius, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan ketidakstabilan harga pangan dunia.

Indonesia memproduksi sekitar 54,6 juta ton gabah kering pada tahun 2023. Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kebutuhan nasional mencapai sekitar 29,8 juta ton beras setiap tahunnya, menunjukkan ketergantungan pada produksi dalam negeri yang masih tinggi.

Berdasarkan data dari BPS, inflasi pangan mencapai 4,3% pada tahun 2023. Lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh gangguan rantai pasokan akibat pandemi COVID-19, ditambah dengan fluktuasi harga global, khususnya untuk komoditas seperti kedelai, jagung, dan minyak goreng.

Meskipun sebagai negara produsen pangan, Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk beberapa komoditas penting. Pada tahun 2023, Indonesia mengimpor sekitar 2 juta ton kedelai dan 3,5 juta ton jagung. Ketergantungan impor ini menjadi tantangan tersendiri dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Namun begitu patut diakui bahwa produktivitas lahan pertanian di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Data menunjukkan bahwa rata-rata hasil panen padi di Indonesia adalah sekitar 5,3 ton per hektar, sementara negara tetangga seperti Vietnam bisa mencapai 6,1 ton per hektar.

Fenomena cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim terus mengancam sektor pertanian. Curah hujan yang tidak menentu, banjir, dan kekeringan telah menyebabkan penurunan hasil panen di beberapa wilayah sentra produksi, seperti di Pulau Jawa dan Sumatra.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional seperti diversifikasi pangan dan revitalisasi pertanian.

BACA JUGA  Monitoring Pertanian Terpadu: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Sejalan dengan itu, Lokadesa juga terlibat dalam upaya menciptakan ketahanan pangan nasional melalui program berbagi pangan dan juga MPLS atau Metode Pertanian Lahan Sempit (MPLS) yang diterapkan di kelompok-kelompok tani di perdesaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*