Kelompok Usaha Tempe Nusa Serasan, Berawal Dari Produksi 5 kg Hingga 1,6 Ton Per Bulan
Sudah sejak remaja, Priyono menggeluti usaha tempe. Ia pernah bekerja di salah satu produsen tempe yang ada di kawasan Betung Banyuasin.
Setelah berkeluarga, Priyono beralih profesi menjadi buruh sadap karet. Meski profesi tersebut bukan pilihan, tapi itu satu-satunya hal yang dapat dilakukan Priyono.
Banyk hal yang dialami Priyono saat menjadi penyadap karet. Terkadang ketika proses menyadap sudah selesai, semua sia-sia karena terkena hujan, getah karet terbuang bersama air hujan. Belum harga karet yang semakin murah.
Berawal dari tawaran Suroto, Local Heroes dari Lokadesa yang memintanya untuk memberikan pelatihan cara membuat tempe kualitas super, akhirnya Priyono mulai mencoba memproduksi tempe kembali, bergabung dengan kelompok ekonomi yang didampingi Suroto di Desa Nusa Serasan, Banyuasin.
Menurut Priyono, produksi tempe bisa berjalan baik dan dapat menghasilkan tempe dengan kualitas super. Namun harus diakui, masalah modal memang masih menjadi kendala Priyono beserta teman-temannya di kelompok usaha tempe.
“Alhamdulillah sedikit demi sedikit tempe kami mulai dikenal, setelah dipromosiin melalui media sosial,” ujar priyono.
Usaha tempe yang dikelola Priyono dan teman-temannya di kelompok usahan Nusa Serasan semakin berkembang setelah mendapat bantuan dari Lokadesa berupa alat produksi serta bahan baku.
Apalagi kemudian, Suroto mendapat tawaran menjadi pemasok tempe di pesantren yan ada di wilayah Kecamatan Sungai lilin, sehingga produksinya pun naik 20 kali lipat. Yang awalnya hanya memproduksi 5 kg kini harus memproduksi 100 kg, bahkan mencapai 1,6 sampai 1,8 ton perbulan.
Terima kasih Lokadesa yang telah membantu kelompok kami, ini sangat luar biasa buat kami, semoga Lokadesa semakin banyak menebar manfaat,” pungkas Priyono.