Dari Lahan Kangkung 1000m persegi, Eting Hasilkan Omset Hingga 12 juta Sebulan
Setelah gagal berkali-kali dalam menanam berbagai komoditas sayuran seperti timun dan cabai, akhirnya Eting Fatoni memantapkan diri untuk menanam kangkung. Pilihan sayur yang awal mulanya justru ia ragukan, tapi diyakinkan oleh sesama teman petani.
Kangkung inilah yang akhirnya membawa berkah hingga mencapai omset 12 juta per bulan. Hal yang tak dibayangkannya dahulu, saat ia baru mulai belajar tani hampir 20 tahun lalu. Setiap hari 150 hingga 200 ikat kangkung habis dijual di warung, di tukang sayur keliling dan juga di pasar.
“Saya sudah mulai belajar bertani sejak tahun 2005, pernah juga memelihara ikan lele, ikan bawal, tapi ya namanya kurang ilmu jadi lebih sering gagalnya. Berat dipakan kalau saya rasa saat itu. Saya juga sempat mengikuti training mengenai Integrated Farming System di tahun 2015,” ujar laki-laki 47 tahun ini.
Awalnya Eting hanya memiliki lahan seluas 100 meter persegi hingga sekarang mempunyai lahan kangkung 1000 meter persegi. Bahkan ia menyewa lahan di sebelahnya demi mengembangkan kebunnya sekarang. Ia juga mulai menanam timun dan memelihara ayam sebagai wujud dari konsep Integrated Farming System yang kini tengah dirintisnya.
“Saya berharap kebun saya bisa lebih besar lagi dan bisa pelihara kambing juga, nanti pakannya dari kangkung gagal atau yang tumbuhnya kurang bagus, karena sisa-sisa kangkung untuk pakan ayam masih berlebih ternyata. Dan sekarang saya juga sudah mulai membuat pupuk organik dari limbah-limbah sayuran tersebut,” pungkas Eting.